Industri media termasuk yang pertama menghadapi dan berhasil menavigasi serentetan gangguan digital. Namun, rasa sakit yang tumbuh masih jauh dari selesai. Transformasi digital adalah binatang buas yang terus berkembang yang harus dijinakkan oleh perusahaan berulang kali.
1. Cara-cara distribusi yang baru
Maraknya media sosial, akses internet yang demokratis, serta maraknya smartphone dan tablet telah mengubah tuntutan dan ekspektasi konsumen media. Hasilnya adalah berbagai macam produk dan layanan digital baru yang mencengangkan.
-
video sesuai permintaan
Pasar video on demand (VoD) diharapkan tumbuh secara global dengan CAGR 8,3% hingga 2021. Layanan VoD berbasis langganan seperti Netflix, Hulu, dan Disney + memberi pengguna akses ke bundel berdasarkan model langganan, dan ini tampaknya menjadi favorit konsumen. Lainnya, seperti Google Play Film, mengizinkan pengguna menyewa konten yang dapat diunduh atau dialirkan pada perangkat pilihan mereka.
Model distribusi berjenjang seperti Hotstar menawarkan konten melalui tingkat gratis dasar dan struktur tingkat premium. Kenyamanan konsumen menjadi benang merah yang diikuti oleh semua pelaku industri. Tren yang signifikan di sektor ini adalah maraknya streaming di perangkat seluler. Dengan penetrasi seluler yang meningkat di kalangan milenial, perusahaan media ingin sekali memanfaatkan segmen populasi yang sama sekali baru ini.
- Live streaming
Dengan streaming menjadi cara yang menarik untuk menyampaikan konten, lebih banyak industri sekarang memanfaatkan streaming langsung untuk menjangkau audiens mereka. Merek secara rutin ditayangkan di media sosial dan saluran lain untuk mempromosikan produk, berinteraksi dengan pemirsa, dan menjawab pertanyaan. Ini adalah pendekatan yang efektif untuk menumbuhkan komunitas yang kuat di sekitar merek.
Akibatnya, streaming langsung telah menjadi perlengkapan rutin dalam rencana pemasaran. Mengingat tingkat perkembangan standar pengkodean, perusahaan media sekarang mampu mengalirkan konten berkualitas tinggi dengan kompresi yang efisien dan penggunaan bandwidth yang lebih rendah.
2. Media cerdas: Di mana setiap orang menang
Pada hari-hari sebelum maraknya media cerdas, meteran orang dipasang secara gratis di rumah tangga, dan TRP (Target Rating Points / Television Rating Points) digunakan untuk mengukur jumlah orang yang menonton acara tertentu pada waktu tertentu. Sayangnya, pengukuran ini hanya memberikan gambaran sampel yang terbatas.
VoD dan layanan streaming telah meretas jalan keluar dari dilema ini dengan menghasilkan data analytics yang sangat banyak dari sesi tontonan masing-masing individu. Ini membantu mereka menghasilkan konten yang ditargetkan untuk setiap persona pemirsa, yaitu pengalaman yang dipersonalisasi. Semuanya — mulai dari antarmuka yang menyapa pengguna saat mereka masuk ke layanan hingga iklan yang diputar di perangkat pintar mereka — telah ditanam dengan cermat untuk mendorong keterlibatan yang optimal.
-
Media kontekstual
Pengiklan saat ini telah mengetahui bahwa konteks adalah raja. Ini telah membuka jalan bagi demam emas media kontekstual di mana iklan dipilih dan disajikan oleh sistem otomatis berdasarkan konteks yang dilihat pengguna. USP media kontekstual adalah bahwa ia secara mulus menyatu dengan konten dan estetika halaman tempat ia ditampilkan. Selain mendorong keterlibatan pengguna, media kontekstual juga memiliki keuntungan karena tidak mengganggu pengalaman menonton secara signifikan.
-
Kecerdasan video
Analisis video yang tepat, diaktifkan oleh alat AI seperti Google’s Video Intelligence API, secara otomatis mengenali sejumlah besar objek, tempat, dan tindakan dalam video yang disimpan dan dialirkan. Teknologi ini dapat mengidentifikasi dan mengekstrak metadata pada video, pengambilan gambar, atau tingkat bingkai, memberi pembuat kemampuan untuk mengindeks dan mengatur katalog video mereka secara intuitif. Hasilnya adalah manajemen media yang disederhanakan untuk pengguna akhir.
3. Periklanan
Meskipun algoritme adalah rahasia yang dijaga ketat, bukan misteri bahwa ada mekanisme brilian di balik pengguna yang masuk ke layanan untuk menemukan konten yang tepat. Diselingi dalam rekomendasi ini adalah iklan yang ditempatkan dengan cerdik. Iklan pra-putar, dalam-aliran, dan pasca-putar telah membuktikan keefektifannya dalam meningkatkan monetisasi untuk distributor. Teknologi iklan video sisi server seperti Penyisipan Iklan Dinamis mampu memasukkan iklan video ke streaming langsung dan video on demand. Wawasan mendalam yang tersedia melalui server iklan video modern memungkinkan pengiklan untuk menayangkan iklan yang disesuaikan kepada konsumen yang berbeda selama aliran yang sama. Ini adalah pengoptimalan kampanye waktu nyata dan win-win untuk semua pihak.
4. Keterlibatan konsumen melalui media baru
Konsumen telah mengembangkan kebutaan selektif terhadap strategi penayangan iklan tradisional. Di era rentang perhatian yang semakin berkurang, penggunaan pemblokir iklan yang meluas, dan banyak saluran konten, perusahaan media perlu menjadi kreatif untuk terlibat dengan basis pengguna mereka.
Agar konsumen terlibat dengan iklan, itu harus relevan dengan mereka dan disajikan dalam format baru yang kreatif. Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) menyebabkan pergeseran seismik dalam keterlibatan konsumen. Meskipun sudah ada selama beberapa tahun sekarang, faktor kebaruan dari teknologi ini masih belum luntur. Sebagai alat komunikasi, AR dan VR berpotensi menjatuhkan salinan penjualan tertulis.
Misalnya, artis musik sekarang melakukan live streaming konten mereka melalui VR sehingga penggemar yang tidak dapat menghadiri konser secara langsung masih dapat menikmati pengalaman tersebut. Strategi pemasaran baru ini telah membuat banyak perusahaan tertarik untuk mengadopsi teknologi mutakhir ini. Tidak seperti gambar dan spanduk, AR adalah cara berinteraksi dengan konsumen, sehingga menciptakan hubungan emosional dengan mereka.
industri media, industri media
Sumber : https://www.nagarro.com/en/blog/emerging-trends-shaping-future-media-industry